Menciptakan Sebuah Monster




Terinspirasi dari drama korea yang saya tonton akhir-akhir ini, saya pun membuat sebuah tulisan gaje yang temanya masih berhubungan dengan kebanyakan karya yang saya tulis sebelumnya, yaitu masyarakat. Yah, walaupun hidup memang tak seindah drama korea tapi cerita yang tertuang dalam drama thriller ini cukup relevan dengan kehidupan yang ada di dunia nyata ini

Pada hakikatnya, manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki ketergantugan terhadap manusia lainnya. Tidak bisa seorang manusia hidup tanpa adanya bantuan dari manusia lain hal ini menyebabkan manusia dikenal dengan sebutan makhluk sosial. Bayangkan saja jika di bumi ini hanya ada satu orang saja, yang jadi presiden dia, yang jadi menteri dia, yang jadi presdir, yang jadi OB dia, (wkwkwk maruk banget) pasti ia sudah K.O.

Sebagai makhluk sosial, pastinya antar manusia mempunyai berbagai ikatan yang saling terhubung dengan manusia lainnya dan tertampung dalam wadah yang disebut sebagai masyarakat. Semenjak manusia melihat dunia untuk pertama kali sampai ajal maut mendatanginya, manusia selalu berada dalam masyarakat, tidak mungkin ada manusia yang berada di luar masyarakat. Aristoteles pernah menyebutkan bahwa manusia yang tidak hidup dalam masyarakat bukanlah seorang manusia, namun sebagai malaikat. Oleh karena itu, setiap kegiatan atau hal apapun yang kita lakukan pasti akan berdampak terhadap masyarakat khususnya yang berada di sekitar kita, baik dampak dengan intensitas kecil maupun besar.

Di dalam sebuah organisasi besar bernama masyarakat ini, kita semua membangun sebuah sikap saling mengasihi yang disebut dengan empati dan menciptakan baik secara alamiah maupun buatan apa yang kita kenal dengan norma. Secara sederhana kita dapat mengartikan norma sebagai sekumpulan aturan yang berlaku di masyarakat dan sudah sepantasnya kita sebagai manusia yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut harus mematuhinya. Namun, adakalanya seseorang menyimpang dan tidak mematuhi aturan tersebut atau yang dikenal dengan istilah penyimpangan sosial, penyimpangan sosial memiliki tipe yang beragam, mulai dari hal dengan kadar "kejahatan" rendah, seperti berkata kasar, berbohong, dan membuang sampah sembarangan sampai kepada hal-hal yang sudah diluar nalar, seperti pemerkosaan dan pembunuhan.

Dengan adanya rasa empati yang ada di dalam diri manusia, disadari ataupun tidak disadari akan muncul sebuah rasa penyeselan dalam diri seorang penyimpang. Namun ada suatu golongan manusia yang tidak memiliki rasa penyesalan yang muncul ketika berbuat kejahatan bahkan cenderung menikmati karena baginya itu merupakan suatu hal yang dapat mengisi dahaga kebagiannya. Fenomena itulah yang dapat kita sebut dengan psikopat. Salah satu bentuk gangguan psikologis tersebut merupakan sebuah ancaman karena psikopat memiliki kecenderungan berbuat sadis seperti melakukan pembunuhan berantai (ini psikopat dalam drakor itu ya hehehe) dan biasanya seorang psikopat memiliki topeng untuk membaur dengan masyarakat sehingga akan sulit untuk diidentifikasi. Fakta yang lebih mencengangkan bahwa 80% pengidap psikopati ini bebas berkeliaran di luar jeruji besi penjara dan rumah sakit jiwa maupun pusat rehabilitasi. Disini saya tidak akan membahas lebih jauh mengenai perilaku-perilaku seorang psikopat tapi lebih kepada hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi monster berdarah dingin.

Banyak faktor, seperti faktor genetika dan faktor lingkungan yang dapat membuat seseorang menjadi psikopatri, namun saya akan membahas penyebab psikopatri dari faktor lingkungan atau sosial. Kita dapat mengambil visualisasi terhadap perilaku ini dengan melihat  penyebab psikopati dari psikopat-psikopat tersadis di dunia yang diwakili oleh Jeffery Dohmer dan Richard Kuklinski. Jeffery Dohmer merupakan seseorang berkebangsaan Amerika Serikat yang telah membunuh tujuh belas orang yang kesemuanya memiliki gender pria. Ia memiliki kecendrungan seks juga terhadap pria, sehingga melakukan pemerkosaan dahulu sebelum membunuh para korban. Diketahui bahwa ia memiliki masa kecil yang kurang menyenangkan, orangtuanya sering bertengkar di hadapannya sehinggan ibunya sering curhat kepadanya mengenai tabiat sang ayah. Ia pun sering mengalami perundungan di kala masa-masa sekolah. Selanjutnya, ada Richard Kuklinski seseorang berkewarnegaraan Amerika Serikat yang telah membunuh tiga orang dan  terkenal dengan julukan iceman. Julukan tersebut merupakan representasi dari cara membunuhnya dengan memekukan korban hingga ajal menjemput. Saat kecil Richard mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari sang ayah, ia kerpa mendapatkan pukulan  dengan keras jika ia melakukan kesalahan, ibunya pun tak segan memukulinya dengan gagang sapu. Begitupun dengan psikopat-psikopat lainnya.  Rata-rata seorang psikopat mempunyai masa kecil yang mengenaskan dan tumbuh di lingkungan yang keras. 

Masa kecil, terutama masa dalam rentang umur (0-5 tahun) merupakan masa golden age dimana anak akan menyerap segala hal yang terjadi disekelilingnya dan tersimpan di dalam alam bawah sadarnya yang akan membekali perilakunya disaat dewasa. Ketika masa kecil sang anak dipenuhi dengan kekerasan, broken home, dan perundungan maka itu merupakan visualisasi perilaku sang korban di masa depan. Lingkungan masyarakat tempat dimana seseorang tinggal juga akan mempengaruhi dan menstimulasi seseorang menjadi seorang psikopat jika lingkungan tersebut "buruk" dan tidak mendukung terciptanya suatu kebaikan, semisal tetangga tidak saling rukun. Masyarakat juga dapat menjadi penyebab dari lahirnya seorang psikopat ketika ada seseorang misalnya yang mempunyai sebuah perbedaan dari kelompok mayoritas lantas mereka malah mengucilkan dan menjauhinya sehingga munculah benih-benih psikopat dalam dirinya

Ketika seseorang psikopat berkeluarga dan memiliki anak, jangan lantas kita sebagai masyarakat malah menghujat dan mencap bahwa keluarga dari psikopat dan anaknya adalah seorang psikopat juga seperti ayah atau ibunya. Memang benar kemungkinan faktor genetik perilaku psikopat terbawa kepada sang anak. Tapi, apakah kita pantas menghakimi seseorang karena perilaku yang dilakukan oleh orangtuanya? Apakah pantas kita menghujat seseorang karena perilaku yang belum tentu ia perbuat? Justru dengan berbagai cacian, makian, hinaan, bahkan perilaku berbau kekerasan yang ditujukan kepadanya akan menciptakan sebuah monster baru yang seharusnya bisa dicegah. 

Dengan perilaku seperti diatas yang dilakukan masyarakat terhadap keluarga seorang psikopat saya dapat menangkap bahwa masyarakat tersebut sedang menciptakan yang namanya siklus. Berputar dari masyarakat itu sendiri yang menciptakan sebuah monster dengan perilakunya yang mungkin menurut mereka wajar (toh bapaknya saja seorang pembunuh ihhhhhhh) akan berakibat kepada masyarakat itu sendiri monster dengan dendam kesumat yang telah tertanam dan bahkan sampai kepada pembunuhan yang masyarakat itu gaungkan ketika berdalih bahwa mereka pantas mengejeknya karena bapaknya psikopat pembunuh. Untuk itu, mari kita sama-sama mengulurkan tangan terhadap orang-orang yang memang membutuhkan sokongan psikologis, jangan malah membiarkan mereka dengan gangguan psikologis itu tumbuh sendirian yang akan menyebabkan munculnya bibit-bibit penyimpangan sosial. Berikan dukungan dan perhatian terhadap anak-anak keturunan psikopat karena dengan begitu kita dapat mencegah timbulnya monster baru yang akan menadi momok menakutkan di masyarakat nantinya.


Sumber gambar : www.kaskus.co.id























Komentar

Postingan Populer