Anomali Bonus Demografi di Indonesia



Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan menjadikannya sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Hal ini didorong oleh laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, yaitu mencapai angka 1,49% per tahun. Badan Pusat Statistik memperkirakan bahwa pada tahun 2030, Indonesia akan dibanjiri kurang lebih 345 juta penduduk.

Apa sebenarnya hubungan bonus demnografi dengan penjabaran di atas? Bonus demografimerupakan keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia nonproduktif. Penduduk Indonesia dengan 250 juta penduduknya digambarkan melalui model piramida penduduk berbentuk ekspansif yang berarti penduduknya didominasi usia produktif dengan pendominasian sekitar 70% dari seluruh penduduk Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia mengalami yang namanya bonus demografi. Nah, untuk usia produktif sendiri merupakan seseorang yang memiliki usia dalam rentang 14 sampai 65 tahun.



Dengan pencapaiannya tersebut, seharusnya Indonesia mendapatkan begitu banyak keuntungan, seperti meningkatkan produktivitas, penurunan angka beban ketergantungan, hingga meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Namun, apakah hal ini terjadi? memang terjadi namun dengan presentase yang kecil bahkan malah mengalami penurunan. Hal inilah yang disebut dengan istilah Anomali.

Banyaknya pengangguran merupakan salah satu akibat dari adanya anomali tersebut. Data dari Badan Pusat Statistik Nasional memperlihatkan bahwa angka pengangguran di negara maritim ini telah mencapai angka 7 juta jiwa dengan pengangguran bebasnya sekitar 5.53%. Mengapa pengangguran ini saya bahas? Karena hal ini merupakan akibat yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan permasalahan lainnya sebut saja kriminalitas yang semakin meningkat, munculnya banyak slum area atau perkampungan kumuh, ketimpangan yang begitu besar antara jumlah penduduk desa dan kota disebabkan maraknya urbanisasi, sampai titik kepada menambah beban negara. Adanya anomali ini disebabkan boleh berbagai faktor yang saling berhubungan. Banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki ternyata tidak sebanding dengan kualitas SDM yang ada, sehingga mereka kalah dalam hal persaingan ditengah persaingan yang semakin ketat karena masuknya zaman Masyarakat Ekonomi Asean atau yang lebih dikenal dengan MEA ini. Data dari Kementrian Luar Negri (Kemenlu) Republik Indonesia m,encatat bahwa pada tahun 2016, pekerja yang berasal dari Negri Tirai Bamabu telah menembus angka 30 ribu jiwa dan belum termasuk dengan pekerja ilegal. Pertumbuhan lapangan pekerjaan di Indonesia ternyata tidak sebanding dengan laju pertumbuhan angkatan kerja bahkan menurun. Data dari BPS menyebutkan bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia berkurang 0.1% pada tahun 2016 dengan pertambangan menjadi sektor yang paling banyak mengalami penurunan.

Untuk itu diperlukannya sinergi antara pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mencapai hakikat sebenarnya dengan adanya bonus demografi tersebyt. Salah satu bentuknya adalah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pemerintah belas 12 tahun agar masyarakat setidaknya menjadi berpendidikan atau jika ingin mempunyai keterampilan khusus bisa mengambil Sekolah Menengah Kejuruan. SDM juga dapat ditingkatkan melalui pembinaan dan pemberian keterampilan terhadap masyarakat yang tidak memiliki keahlian atau mereka yang menjadi pengangguran musiman. Membangun kesadaran masyarakat akan berwirausaha juga bisa menjadi solusi dari permasalahannya ini karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru pula. Namun, untuk membangun masyarakat yang berwirausaha pemerintah juga harus menyediakan modal bagi masyarakat yang ingin berwirausaha maupun UMKM yang telah ada. Menerapkan program padat karyapada sektor-sektor produksi maupun jasa juga pentinga agar pekerjaan manusia tidak diambil alih oleh robot-robot dan mesin-mesin canggih. Terakhir, pemerintah harus mengurangi impor tenaga kerja asing yang kian mendominasi perusahaan di Indonesia sehingga masyarakat pribumi menjadi tersingkirkan.

Gambar : www.indonesiastudents.com
Diagram : www.ewaldoreisamaral.wordpress.com

Komentar

Postingan Populer